Lebih berpengalamanlah

by - February 10, 2016



Ini kisahku sendiri, berawal aku hijrah ke kota Malang untuk mencari pekerjaan. Bermacam-macam info aku datangi satu-persatu. Mulai dari pekerjaan yg ringan hingga berat (jika tiada hasil yg lebih baik dari itu). Dan pada hari itu aku dipertemukan pekerjaan yg sebenarnya ringan, aku bekerja di dekat Dinoyo-Malang. Bertemu teman-teman baru, beradaptasi lingkungan baru. Oh iya aku hijrah tidaklah sendirian, aku datang bersama kekasihku. Awal datang untuk melamar, aku sudah diterimanya bahkan hari itu juga sudah di training. Cuman, untuk aku, aku masih ingin berfikir lagi karena aku tidak ingin yg lalu-lalu terulang lagi.

Tepat satu yg bulan lalu, aku mulai melakoni pekerjaan ini. Aku jelaskan singkah bahwa pekerjaanku adalah sebagai marketing internet. Menjual product online, dan target di kantorku adalah orang-orang bule. Baru berjalan satu minggu, aku ada yg merasa aneh saja jika melakukan pekerjaan dikantor ku sendiri. Ntah rasanya, orang-orang didalamnya tiada yg *beres. Disana aku hanya bisa diam & mengikuti aturan. Bagaimana tidak ? jika aku berusaha menuangkan ide, pikiran, dan uneg-uneg mereka justru berkata "itu tidak efisien, caranya si a si b lebih efisien". Dalam hati berfikir,"Duh, orang ini bagaimana ada masukan pemikiran kok malah disalahi". Bukankah itu sudah terbukti atas perasaanku yg mengatakan bahwa mereka itu tidak beres ? 

Dan terlebih sekarang,mulai tgl 25 januari - 7 februari 2016. Banyak terjadi konflik, dan orang-orangnya saling bermain topeng. Drama Queen & King banyak bermunculan, bukannya aku mengumbar cerita, bagiku ini hanya pengalaman saja untuk berkerja bahwa  harus hati-hati bila mencari patner kerja, kadang ada yg memanfaatkan satu sama lain, kadang juga ada yg tulus membantu.

Hingga akhirnya, aku lebih memutuskan untuk mengundurkan diri di tempat kerjaku dan ikut orang lain saja yg lebih baik. Aku miris melihatnya, tidak ada yg rukun satu sama lain. Seolah senang semua mau ikut, jika ada salah satu susah yg lain seperti budek telinganya. Miris miris aku melihatnya. Awal bilang katanya tim, eh realitanya kaya serigala yg dikawanannya hanya satu makanan lalu dibuat rebutan satu sama lain.

Syukur, kini aku mendapatkan pekerjaan yg lebih baik. Bos yg baik, rekan kerja yg saling membantu. Terima kasih untuk teman-teman kerjaku sekarang yg tak bisa aku sebutkan satu per satu. Dan teruntuk mantan kantorku, terimakasih juga beberapa ilmu yg banyak menjebak disitu aku belajar 'cerna dulu omongannya, itu tulus atau hanya speaking  saja'. 


Koko | 10/02/2016



*tingkahnya


You May Also Like

0 comments