facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

Secangkir Cerita

Peranku tetap berjalan sebagaimana mestinya, aku yang sedang menyayangimu tetapi aku juga masih menyimpan masalaluku. Itu terkesan aku sedang jahat kepadamu. Maafkan aku, ntah apa aku menyebutnya ini. Apakah ini sebuah perasaan di masa lalu yang belum tuntas ?

Aku egois, aku hanya memandang hatiku saja. Tak lebih memandang hatimu. Aku mengetahui posisiku, aku memahami ada siapa sekarang didekatku. Iya, ada kamu sayang. Tapi aku harus akui dan jujur kepadamu, bahwa aku masih menyimpan masalalu dihati. Terkadang aku masih suka bermimpi tentangnya. Maafkan aku bila ini terasa teramat menyakitimu. 

Namun, tolong dengarkan alasanku meski saja aku terkesan egois kepadamu. Aku sudah berusaha menyingkirkan masalalu, di awal perjalanan kita. Aku sudah berhasil berjalan maju, aku sudah bisa terbiasa tanpanya, tanpa harus memikirkan bahkan tanpa ada niatan menyimpannya. Hanya saja, mengapa aku harus mendengar hal yang tidak aku sukai ? Kamu bercumbu dengan saudaramu sendiri. Itu sebenarnya sudah melukaiku, cuman aku berusaha menerimamu tanpa embel - embel. Tapi itu menyulitkanku.  Tolong bisa jelaskan, apa aku bersalah kepadamu atas hal ini ? 

Kamu pun tidak bersalah. Aku tidak menyalahkanmu. Aku sedang di proses berfikir rasional saja. Agar apa - apa yang sudah kita lewati tetap terjaga utuh tanpa ada yang terluka diantara aku atau kamu.



Koko | 27/06/2015
June 27, 2015 No comments
Perasaanku kini sedang tidak menentu, rasanya tidak ingin mencintai siapa - siapa. Namun, kenyataannya aku sedang mencintai orang lain. Rasa dari awal mencintai memanglah indah, aku menikmatinya. Bercumbu diam - diam, lalu menenggelamkan diri dengan menatap matanya lekat - lekat itu adalah simphony tarian cinta. Aku sungguh jatuh cinta kepadanya. Tak urung niatku untuk jauh darinya karena didekatnya itu menyenangkan bagiku.

Namun seperti perasaanku kepadanya yang masih sejengkal untuk aku rengkup. Aku harus dihadapkan dua hal yang sulit untuk aku pilih, meski dia bisa saja membiarkan aku untuk meninggalkannya. Aku sudah menyimpan perasaan untuknya, untuk meninggalkannya saja sudah tidak mampu aku kuasai. Aku sudah direngkup oleh cintanya lewat matanya yang magis. Matanya menawarkan banyak kasih kepadaku. Aku akui, aku terbuai. Aku terenyuh.

Pernah aku tanyakan kepadamu,"Mari kita saling terbuka adanya, adakah yg ingin kau tanyakan kepadaku ? itu yg ada dibenakmu. Dan aku tidak ingin ada jawaban 'tidak' ". Dan aku menunggu jawabanmu.

Ntah kamu pura - pura tidak mengerti atau memang kamu sangat tertutup kepadaku, saat aku mencoba terbuka terhadapmu. Aku tidak menemukan jawaban atau pertanyaan darimu. Kamu out of topic. Aku mencoba menyakini, apa yang aku pilih tidaklah salah. Bukan berarti aku mencobamu dalam kehidupanku. Hanya saja aku tidak ingin terluka maupun melukai oleh orang lain.

Aku sedang di proses memilih.

Koko | 26/06/2015
June 26, 2015 No comments
Langkahku kini seiring berdampingan, tanpa beban tanpa paksaan. Hari - hari ku bersamanya, lebih banyak bergembira. Duka seiring waktu pula tidak terasa sakit. Apa - apa yang telah aku perjuangkan juga kembali lagi, namun dengan cinta yang baru aku menjalaninnya. 

Memulai dari awal tidaklah mudah, harus mengenal kembali, memahami kembali dengan orang baru. Singkatnya, aku dan dia belum lama mengenal. Aku dan dia masih belajar saling memahami ego masing - masing agar ketika pertengkaran terjadi, aku dan dia masih bisa menjaga cinta yang ku sebut 'cinta kita'.

Aku masih belum paham betul ini akan kemana hubungan 'kita'. Karena jelasnya, aku tidak ingin menggantung harap lagi dengan orang lain. Itu menyakitiku, ketika aku berharap bahwa bersamanya adalah jalan terakhir untuk bahagia dan nyatanya justru aku harus mengakhiri masa bahagia itu.

Aku sama manusiannya, punya harapan yang setinggi langit, punya cita - cita bisa menua bersamanya. Tapi aku bisa apa ? saat dia tidak bisa menjanjikan sebuah kepastian. Aku tidak ingin egois, memaksanya harus bersamaku. Aku mencoba mencintai dia apa adanya. Apa - apa yang sudah aku rencanakan biarlah tetap menjadi angan - angan dalam hati yang pasti tersampaikan walau dia tidak mengetahuinya. Setidaknya biar ini menjadi hadiah yang sudah ku persiapkan untuknya.

Jika harus nanti kamu dan aku tidak lagi menjadi 'kita'. Aku coba belajar pahami itu, bahwa kamu memang bukan ditakdirkan untuk menjadi pasangan kekasihku, melainkan hanya untuk teman berkenalan. Aku tak bisa menerka - nerka bagaimana kita nanti, setidaknya untuk sekarang biarkan aku berjuang untukmu dan untuk kita, bergitu sebaliknya.


Koko | 26/06/2015

June 26, 2015 No comments
Sebelumnya aku dan kamu sudah melakoni banyak hal. Cerita dan kisah teruari sepanjang realita saat aku dan kamu sedang diproses menjadi 'kita'. Aku berjuang untukmu, begitu juga kamu berjuang untukku. Hari - hari melewati denganmu seperti makan gulali yang legit dan manis. Aku menikmatinya. Namun, semua sedikit berubah dan sedikit berbeda untukku setelah aku mengetahui hal pahit yang tidak sedikitnya melukai hatiku (Maaf tidak aku sebutkan apa karena ini sangatlah privacy, alasannku tidak ingin mengatakan detail karena aku menghargai dirinya).

Waktu itu aku masih bisa sabar ketidak dilanda cemburu buta. Aku ingin bersamamu itu baik - baik saja. Kabar itu menyiksakan sejenak perasaanku. Sesungguhnya kala itu aku sudah menerka - nerka namun masih tidak punya keberanian untuk menuduhmu yang bukan - bukan. 

Sekarang, semua terasa jelas dan terjawab sudah semua pertanyaan - pertanyaan yang mengganggu pikiranku. Aku bingung harus menerimamu dengan berbesar hati, atau aku harus kecewa lalu pergi meninggalkanmu ?. Ah aku tak ingin menjadi seseorang yang sama di matamu. Aku paham betul jika wanita sudah merasa dikecewakan pasti dia berkata "semua pria itu sama saja, sama jahatnya. Suka melukai hati wanita." Aku tidak ingin seperti itu. Aku sudah niati ingin menjadi seseorang yang berfikir dari sudut pandang yang berbeda. Itu untukku, untukkmu, dan untuk kita.

Pilihan ini sebenarnya hanya butuh kebesaran hati untuk bisa menerimamu dengan utuh. Seutuhnya mencintaimu, tapi aku masih memiliki rasa ragu terhadapmu. Maafkan aku, ini butuh proses panjang untuk memahaminya. Mengertilah. Dan bersabarlah untukku.

Koko | 20/06/2015
June 20, 2015 No comments
Aku tak pernah tahu apa rencana Tuhan, dengan tanpa praduga kamu hadir di sela - sela antara bahagiaku dan sedihku. Dan yang pada saat itu aku masih memiliki Dia yang kini sudah tak lagi menjadi teman berbagiku. Aku tidak memungkiri dari penerimaanmu atas diriku itu membuatku semakin nyaman untuk berada didekatmu. Berbagi cerita menarik yang aku uraikan menjadi sesuatu yang bisa kita tertawai untuk berdua.

Aku masih menduga - duga akan perasaanmu kepadaku. Aku bertanya - tanya, haruskah ada penjelasan atau memang tidak perlu dijelaskan ? karena dengan sendirinya aku sudah mengerti bahwa kamu mulai ingin berjalan bersamaku. Aku begitu menikmati langkah demi langkah berjalan disampingmu. 

Dan kini kita telah menyepakati untuk jalan berdua selayak kekasih yang sedang memadu rasa dan cinta, tanpa kekangan dan saling membiarkan jiwa terbebas namun terikat cinta. Aku tak berfikir hanya setahun atau dua tahun bersamamu, aku membutuhkanmu, aku menginginkanmu untuk selamanya dan itu untuk kita.

Semakin jauh, aku dan kamu seperti satu paket dari dunia yang tak bisa terpisah. Aku bersedih bila berpisah darimu, begitu juga denganmu. Saat jarak sedang memiliki kuasa untuk memisahkan kita sejenak, aku tak pernah berhenti menumpuk rindu dan rejeki untuk secepatnya bertemu denganmu. Namun, kamu memberiku kejutan indah. 10 Juni 2015 pukul 00.00 kamu datang membawa tart cinta buatanmu yang ku pikir pasti manis sekali. Terima kasih cinta.

Satu hal yang harus kamu percayai dariku,  kamu teman berbagi sekaligun teman hidup yang tak pernah bosan aku cintai. Selalu ada cinta yang terselip untukmu disela - sela kesibukanku.

Koko | 17/06/2015
June 17, 2015 No comments
Newer Posts

About me

About Me


Aenean sollicitudin, lorem quis bibendum auctor, nisi elit consequat ipsum, nec sagittis sem nibh id elit. Duis sed odio sit amet nibh vulputate.

Follow Us

recent posts

Blog Archive

  • ►  2017 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
  • ►  2016 (24)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (5)
    • ►  April (2)
    • ►  March (6)
    • ►  February (5)
  • ▼  2015 (5)
    • ▼  June (5)
      • Jelaskan
      • Ini pilihan yang sulit
      • Apa - apa yang aku jaga
      • Mengertilah, aku butuh proses panjang
      • Kamu, ya kamu
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates